Peristiwa subuh getarkan hati ini
Saat telinga mendengar kumandang adzan
Merdu membahana memecah semesta
Keheningan tersingkap oleh alunan lafadznya
Bersujud menyungkur keharibaan-Nya
Tanda bersyukur atas segala ni’mat-Nya
Lafadzkan tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil pada-Nya
Untuk senantiasa mengingat-Nya
Ku sambut mentari yang menyapa
Dengan senyumku yang terbuka
Untuk menyingkap segala yang hampa
Agar tertatap hari yang bermakna
Hari dimana aku melakukan segala
Menjelajah waktu yang berputar seperti roda
Meski kini aku hidup dalam bayang kenangan
Kenangan yang terkubur dalam angan
Namun aku tetap mencoba tuk bertahan
Bertahan dari segala ketidakpastian
Dan masa lalu yang terus beriringan
Jejak-jejak sejarah menjadi kadang dan terkadang
Ya kadang senang terkadang bimbang
Kadang Indah terasa, saat semuanya terbayang
Terbalut dalam angan yang melayang
Dan itu begitu sulit untuk terbuang
Semuanya tetap terikat bagai layang-layang
Kadang itu terasa sangat pahit
Langkahku seakan semakin sulit
Sekelilingku terasa terus menghimpit
Sungguh aku tak bisa untuk berkelit
Semua sudut pandangan seakan menyempit
Oh betapa ini terasa menggepit
Meski semua harapan terasa pupus
Relung hati ini tetap tak kuasa menghapus
Bayang itu menhias bagai bintang yang bergugus
Dalam langit malam yang menghapus
Waktu pun terus menggerus
Membuat sisa umurku menjadi hangus
Namun aku tetap berdiri tanpa berputus
Apakah semuanya masih mungkin
Aku mulai merasa tidak yakin
Karena semuanya kini terasa hampa dan dingin
Haruskah aku pergi dari ingin
Atau menganggap semuanya seperti angin
Atau tetap menyimpannya dalam batin
Ah siapa juga aku ini
Mungkin aku hanya sebuah duri
Yang terus menusuk dan melukai
Sungguh aku tak ingin menyakiti
Karena paksaan tak bisa menekan hati
Karena hati adalah sesuatu yang sakti
Dan itu adalah sebuah bukti.
Ya Allah…
Aku hanyalah hambamu yang payah
Yang selalu mengeluh dan mendesah
Meski asa dan daya sudah ku kerah
Sempat juga aku berpikir untuk menyerah
Cukuplah aku berkeluh kesah
Kini aku hanyalah bisa berpasrah
Dalam harap dan doaku menengadah.
“ Catatan seorang Ibnu”
0 komentar:
Posting Komentar